Memang patutnya berkaca
Pada apa yang terlihat di sekitarku
melihat sesosok anak yang kesepian dan terpenjara
Ia hanya bayi yang sedang senang-senangnya belajar berjalan
Ya, ia hanya bayi yang di otaknya sedang ingin-inginnya tahu segala hal
baginya segalanya menarik
saat ia melihat burung terbang di balik jendela rumahnya
saat ia melihat anak-anak sekolah berlarian di depan pagar rumahnya
mereka berkejaran membawa pistol dan bola atau pedang-pedangan
ia mengamati dengan penuh rasa heran
Ia juga mengamati bagaimana para remaja bermail futsal di lapangan depan rumahnya
dari balik pagar besi rumahnya
dari balik jendela rumahnya
ia ingin berlari ke sana
ke lapangan itu
ke jalanan itu
bayi itu hanya butuh sepatu yang muat di kakinya
dan gerbang yang terbuka lebar
lalu orang dewasa yang mendampinginya
Ia hanya ingin berjalan dengan bebas di jalanan luar rumahnya
tak perlu jauh, tak perlu jauh... hanya di depan rumah.
Itu kebahagiaan baginya.
Tapi tak ia dapatkan.
Seharian yang ada hanya berada di dalam rumah,
bermain dengan sang pengasuh yang sudah menua
yang jika lelah ia akan mulai mengeluarkan kata-kata kasar
kata-kata kasar yang ia tujukan pada si bayi malang tak berdosa itu
kadang bayi itu diancam akan dijewer jika tak mau menurut
saat berjalan lalu terjatuh ia akan di "kapok-i"
Ia hanya bayi....
hanya bayi yang jika aku pulang dari tempatku bekerja memanggil-manggil ingin ikut
menangis jika aku tak mengunjunginya
menangis saat sang pengasuh mencoba menariknya dari gendonganku
ia memeluk leherku tak mau lepas
saat aku bawa ke rumahku ia mulai berlari-lari
lari dari kamar satu ke kamar lain
mengambil barang-barang apa saja yang menarik baginya
lalu ia memainkannya sambil tersenyum senyum tanpa suara
kadang ia memakannya
saat kugoda ia akan tertawa sedikit
tapi jika lama ia akan mulai tertawa dengan renyahnya
Ia sering menatapku dengan pandangan heran
pandangan yang kosong tapi berarti
menurutku ia rindu, ia kesepian, ia seperti memohon...
bayi kecil.. bayi kecil... apa yang kau pikirkan?
kerap suamiku menggendongnya kesana kemari
menerbangkannya bagai pesawat terbang
menuruti kemana arah jarinya menunjuk
memangkunya saat ia bermain
dan meletakkannya di kakinya untuk diayun
ia pun tertawa tawa
tertawa tawa antara bingung dengan bahagia
ekspresi yang sangat diingat oleh aku dan suamiku
ekspresi seorang bayi yang merindukan sosok kedua orang tuanya
aku berkaca aku berkaca
mampukah aku kelak menjadi Ibu yang baik bagi anakku?
Monday, February 24, 2014
Sang Bayi
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment