Hari-hari sejak aku pulang dari RS adalah hari-hari perjuangan menuju kesembuhan. Meski masih nyeri dan kaku, tetapi aku harus tetap begadang menyusui anakku. ASI ku memang belum terlalu banyak, tapi aku semangat sekali menyusukannya sehingga ASI ku cepat menjadi lancar. Meski begitu, menyusui bukan berarti tanpa masalah sama sekali. Mungkin karena mulut bayiku kecil, posisi pelekatan bayiku jadi tidak pas, sehingga putingku yang sebelah kanan pun jadi lecet dan berdarah.
3 hari berlalu sejak aku pulang dari RS, aku masih merasa pinggang kiriku sakit dan kaku. Aku pun belum bisa bangun sendiri dari posisi tiduran. Harus ada yang membantuku bangun. Suami lah yang sering membantuku bangun dari posisi tiduran ke posisi duduk. Apalagi saat harus begadang malam hari, ah.. jadi malam-malam yang berat. Akhirnya seringkali Ibu memberikan sufor pada bayiku jika aku tidak terbangun saat bayiku menangis. Tahu hal itu aku jadi sedih sekali.
Pinggang kiriku yang sakit itu ternyata sekarang warnanya menghitam seperti terantuk sesuatu. Gosong dan membengkak. Pantas saja sakit dan kaku. Semakin hari hitamnya semakin melebar dan membengkak. Warna hitam itu menghiasi area sekitar jahitan sesarku. Ya Alloh, ada apa gerangan ini??
Karena besok pagi dijadwalkan kontrol ke RS, maka aku akan menanyakaan perihal hitam bengkak itu pada dokter.
Paginya, aku berangkat ke RS WK bersama suamiku. Jalanku masih terpincang-pincang dan sangat pelan. Sakit di pinggangku itulah penyebabnya. Sungguh membuat tubuhku kaku sekali. Aku dijadwalkan kontrol dengan Dr. L karena beliau dokter yang ditunjuk BPJS (waktu itu aku menggunakan BPJS) sebagai dokternya meski dokter yang mengoperasiku adalah Dr.P dari klinik W. Tetapi sayangnya DR.L hari itu ada operasi mendadak sehingga tidak bisa menemuiku. Berhubung sakit pinggangku ini tidak bisa dikompromikan lagi, apalagi timbul bengkak dan hitam, aku memutuskan untuk ke Dr.P saja yang waktu itu mengoperasiku.
Sampai di klinik W, aku diperiksa oleh Dr.P. Dr.P heran dengan adanya bengkak dan memar di sekitar jahitan sebelah kiriku. Ya, di sekitar pinggang dan panggul sebelah kiri. Menurut Dr.P, kemungkinan ada darah beku di sana, meskipun harusnya operasi sesar tidak menimbulkan dampak seperti itu. Akhirnya aku diberi obat salep dan tablet untuk diminum, hari itu pun benang jahitanku dilepas.
Paginya, bukannya sembuh, luka jahitanku malah berdarah, tembus ke perbannya. Ya Alloh, kenapa ini? apa lukanya kemarin belum kering tapi keburu dilepas benangnya?Pagi itu juga aku dan suami meluncur lagi ke klinik W untuk konsultasi perihal rembesan darah di perbanku. Dr.P lagi-lagi heran dengan daraah itu, lalu aku pun di USG. Dari hasil USG ketahuan bahwa dilapisan kulitku tepat di atas rahim, ada darah yang terjebak di sana. Jika darah ini beku maka aku harus mengompresnya dengan es, agar darahnya cair dan kemudian terserap jaringan. Dr. P memintaku terus memberi salep yang kemarin ia berikan dan mengompres memarku dengan es. Hari itu hari Kamis, dan aku diminta kembali lagi hari Sabtu untuk mengobservasi memarnya.
Dr. P mengatakan,"Jika memarnya hilang, berarti perdarahan yang ada di dalam itu tidak produktif dan jaringan berhasil menyerapnya, tetapi jika memarnya masih ada, kemungkinan darahnya produkif, maka harus dibuka".
Aku cukup kaget ada kata "dibuka" yang Dr.P ucapkan. "dibuka" itu artinya apa?
"Tapi kita semua berharap semoga nanti yang terjadi yang terbaik" lanjut Dr.P.
"aamiin", balasku.
Belum juga Sabtu, sore harinya, masih hari Kamis, kembali muncul darah di perban jahitanku. Kali ini rembesannya agak banyak. Rasanya sungguh panik. Bagaimana ini? padahal dari kemarin juga baik-baik saja dengan lukanya?hanya memar di pinggangku saja yang jadi masalah, lha ini kok??
Jadilah sore itu pukul 17.00 aku ke klinik W lagi, sampai-sampai perawat yang di front office hafal padaku.
memarku di USG lagi, dan hasilnya.... ya, perdarahannya itu produktif, jadi harus "dibuka" .
"Maksudnya 'dibuka' dok?" taanyaku.
"Darah di lapisan kulit Ibu itu tidak bisa terabsorbsi jaringan, makanya sayaa harus buka lagi jahitannya, nanti darahnya saya "kerok", biar tumbuh jaringan baru."
Jahitan dibuka lagi maksudnya dibedah ulang?? tunggu, tunggu, aku benar-benar sudah kehilangan akalku saat itu, mataku menatap dokter itu dengan tatapan entah marah entah heran...
"Kalau bisa, biar saya kerjakan malam ini saja ya, tapi jangan di RS WK, di RSU PB saja, di WK alat "kerok"nya ga ada, lagipula benangnya pilihannya sedikit, ga bisa pilih benang yang bagus. Ini saya buatkan surat rujukan, nanti malam kalau bisa kamu saya tangani jam 20.30 ya di RSU PB", lanjutnya.
Dr.P ini apa dia itu berdarah dingin ya? apa dia itu psikopat? kata-katanya seperti pembunuh yang biasa memutilasi korbannya. kata-kata "buka", "kerok", "pilih benang", bukankah sangat mengerikan untuk didengar oleh pasien yang akan mengalaminya? dan ia tak memberiku waktu sedikit pun untuk berpikir, bahkan tak bertanya aku setuju atau tidak. Bagai tertimpa musibah besar, sepulang dari klinik W aku menangis sejadinya. Setahuku itu tangisanku yang paling keras, paling menyedihkan yang pernah aku lakukan. Suami pun ikut menangis dan beristighfar sangat banyak. Ya Alloh, ujian apalagi ini?
Perjalanan "Menjadi Ibu" yang Alloh pilihkan untukku memang tidak mudah. Ini sungguh peristiwa yang menguras segalanya untukku, seperti ayat yang pernah aku baca:
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar."
(QS Al Baqarah 155)
Ya, aku mungkin sedang mengalami cobaan ini, saat ini.... maka aku harus bersabar. Tangisku pecah lagi setiba di rumah melihat bayiku. Karena aku harus operasi lagi, artinya aku harus meninggalkannya dalam beberapa hari. Hancur rasanya hatiku... sebelum berangkat ke RSU PB, aku pun menyusuinya dulu. Malam itu aku berangkat bersama Bapak dan Suamiku, Ibu tinggal di rumah bersama bayiku. Sampai jumpa lagi, nak.. doakan ibumu segera sembuh.
Friday, April 3, 2015
Tentang Kelahiran Buah Hatiku 5
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment