Beberapa waktu lalu, saat saya memanjatkan do'a seusai salat dhuha, saya menemukan sesuatu tentang bagaimana Allah mengabulkan do'a hamba Nya.
Saya sudah begitu lama mencoba membiasakan diri saya untuk tak melewatkan salat Dhuha setiap paginya. namun, belum lama ini saya baru menyadari, ada yang perlu saya perbaiki dari salat dhuha saya, yaitu membaca do'a seusai salat Dhuha dengan do'a khusus seusai salat dhuha tentunya. Saya pernah ingat ketika waktu saya pertama kali diperkenalkan pada salat dhuha (repeatedly) waktu SMA, ada do'a yang artinya, "jika rizkiku jauh dekatkanlah, jika di dalam bumi maka keluarkanlah..." dan sebenarnya urgensi yang kemarin baru saya ingin sekali panjatkan adalah do'a yang berbunyi "..jika haram maka sucikanlah....". Saya sangat berharap Allah mensucikan harta-harta yang aku miliki, apa yang aku dapatkan, apa yang aku makan dan sebagainya. Rasa takut akan haramnya rizki yang aku terima dan gunakan semakin besar sejak saya membaca buku sirah-sirah nabawiyah serta membaca buku-buku agama dan sunnah-sunnah Rasulullah. Bahwasanya haramnya makanan atau pakaian yang kita kenakan dapat menghalangi terkabulnya do'a dan terpenuhinya hajat. Karena itulah, saya mulai berdo'a setiap usai saya salat dhuha.
ALLAHUMMA INNADH DHUHA-A DHUHA-UKA, WAL BAHAA-A BAHAA-UKA, WAL JAMAALA JAMAALUKA, WAL QUWWATA QUWWATUKA, WAL QUDRATA QUDRATUKA, WAL ISHMATA ISHMATUKA. ALLAHUMA INKAANA RIZQI FIS SAMMA-I FA ANZILHU, WA INKAANA FIL ARDHI FA-AKHRIJHU, WA INKAANA MU’ASARAN FAYASSIRHU, WAINKAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU, WA INKAANA BA’IDAN FA QARIBHU, BIHAQQIDUHAA-IKA WA BAHAAIKA, WA JAMAALIKA WA QUWWATIKA WA QUDRATIKA, AATINI MAA ATAITA ‘IBAADAKASH SHALIHIN.
Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya
waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu,
keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, kekuasaan
adalah kekuasaan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku,
apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada
di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila
haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah. Dengan kebenaran dhuha-Mu,
keagungan-Mu, keindahan-Mu, Kekuatan-Mu, dan Kekuasaan-Mu (Wahai
Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada
hamba-hambaMu yang soleh”.
Do'a sudah mulai terlantun dan saya berusaha tidak melewatkan do'a ini, karena takutnya saya akan kehalalan rizki yang saya terima. Mengingat saya bekerja sebagai pegawai negeri di lingkungan kementrian, dan saya banyak meragukan berbagai fasilitas yang saya terima.
Dulu saya begitu lalai dan tak menyadari potensi harmnya sebagian rizki yang saya terima dari tambahan-tambahan di luar gaji tersebut. Aapakah uang-uang tersebut benar-benar merupakan uang halal yang berhak saya terima atau didapatkan dari melakukan kecurangan?
Saya juga sempat berfikir, bagaimana Allah hendak mensucikan harta saya dulu telah tercampur dengan hal-hal yang syubhat itu?!
Ternyata Allah tidak serta merta lalu mengampuni dan membiarkan harta yang sudah terlanjur saya pakai sebagian zaman dulu, tetapi Allah mengabulkan do'a saya untuk mensucikan harta-harta saya dengan cara menunjukkan padaku manakah yang halal dan mana yang haram dengan sangat jelas, sehingga saya bisa hindari, dan InsyaAllah harta-harta yang saya miliki mulai saat pertaubatan saya sampai sekarang insyaAllah halal dan saya tak meragukannya :)
Sungguh ajaib, hari-hari yang berlalu sejak saya ingin sekali menghindari rizki-rizki yang tak jelas kehalalannya, Allah selalu memberitahuku dan memberiku "tanda".
Semoga ke depan Allah membantu saya menghindari semua perkara-perkara halal-haram ini. Setiap hari pun saya selalu berjuang untuk itu... perjuangan demi meraih keridhoan Allah.
No comments:
Post a Comment