About Me

My photo
I'm just ordinary woman who really loves reading and writing :)

Monday, February 24, 2014

Yang Terbaik :-)

February 24, 2014 0 Comments
Seperti banyak pantangan..
Seperti banyak yang diinginkan...
Rasanya antara takut akan mendahului kehendak Allah setiap saat
tapi begitu mendambakannya..
Rasanya seperti kurang sabaar sekali
padahal Allah telah tunjukkan bahwa ada yang mampu lebih sabar dan tawakkal dariku.
Seharusnya aku malu.
Seharusnya aku sadar betapa lemahnya aku
Lemah tanpa kuasa Mu ya Allah
Aku memohon dan memohon dengan keinginan kuat hingga sedih
Tetapi aku berusaha untuk berfikir positif dan terus tawakkal.
Bahagia adalah mensyukuri segala nikmat Allah yang telah diberikan padaku,
yang orang lain begitu menginginkan dan Allah menjawab doaku dengan sangat manis :')
Apakah kau lupa itu?
Maka Nikmat tak terhingga itu apakah telah kau lupakan?
Betapa tidak bersyukur...betapa tidak bersyukur..
Ampuni aku ya Allah atas ketidaksabaran ini.
Atas ketidakpercayaan pada ketetapanMu yang terbaik...

Sang Bayi

February 24, 2014 0 Comments
Memang patutnya berkaca
Pada apa yang terlihat di sekitarku
melihat sesosok anak yang kesepian dan terpenjara
Ia hanya bayi yang sedang senang-senangnya belajar berjalan
Ya, ia hanya bayi yang di otaknya sedang ingin-inginnya tahu segala hal
baginya segalanya menarik
saat ia melihat burung terbang di balik jendela rumahnya
saat ia melihat anak-anak sekolah berlarian di depan pagar rumahnya
mereka berkejaran membawa pistol dan bola atau pedang-pedangan
ia mengamati dengan penuh rasa heran
Ia juga mengamati bagaimana para remaja bermail futsal di lapangan depan rumahnya
dari balik pagar besi rumahnya
dari balik jendela rumahnya
ia ingin berlari ke sana
ke lapangan itu
ke jalanan itu
bayi itu hanya butuh sepatu yang muat di kakinya
dan gerbang yang terbuka lebar
lalu orang dewasa yang mendampinginya
Ia hanya ingin berjalan dengan bebas di jalanan luar rumahnya
tak perlu jauh, tak perlu jauh... hanya di depan rumah.
Itu kebahagiaan baginya.
Tapi tak ia dapatkan.
Seharian yang ada hanya berada di dalam rumah,
bermain dengan sang pengasuh yang sudah menua
yang jika lelah ia akan mulai mengeluarkan kata-kata kasar
kata-kata kasar yang ia tujukan pada si bayi malang tak berdosa itu
kadang bayi itu diancam akan dijewer jika tak mau menurut
saat berjalan lalu terjatuh ia akan di "kapok-i"
Ia hanya bayi....
hanya bayi yang jika aku pulang dari tempatku bekerja memanggil-manggil ingin ikut
menangis jika aku tak mengunjunginya
menangis saat sang pengasuh mencoba menariknya dari gendonganku
ia memeluk leherku tak mau lepas
saat aku bawa ke rumahku ia mulai berlari-lari
lari dari kamar satu ke kamar lain
mengambil barang-barang apa saja yang menarik baginya
lalu ia memainkannya sambil tersenyum senyum tanpa suara
kadang ia memakannya
saat kugoda ia akan tertawa sedikit
tapi jika lama ia akan mulai tertawa dengan renyahnya
Ia sering menatapku dengan pandangan heran
pandangan yang kosong tapi berarti
menurutku ia rindu, ia kesepian, ia seperti memohon...
bayi kecil.. bayi kecil... apa yang kau pikirkan?
kerap suamiku menggendongnya kesana kemari
menerbangkannya bagai pesawat terbang
menuruti kemana arah jarinya menunjuk
memangkunya saat ia bermain
dan meletakkannya di kakinya untuk diayun
ia pun tertawa tawa
tertawa tawa antara bingung dengan bahagia
ekspresi yang sangat diingat oleh aku dan suamiku
ekspresi seorang bayi yang merindukan sosok kedua orang tuanya

aku berkaca aku berkaca
mampukah aku kelak menjadi Ibu yang baik bagi anakku?

Friday, February 7, 2014

Tentang Pernikahan dan Jilbab Bagian 5

February 07, 2014 0 Comments
Setiba di rumah hari itu amat membuatku bingung dan kaget.
Karena hari itu Ibu masak-masak...
memancing Ikan Gurami di kolam belakang rumah,
menyiapkan hidangan dan Ibu juga mengajakku pergi untuk membeli snack
Lalu bapak memintaku mengikutinya ke kamar dan mendudukkanku
pelan ia mengatakan, " Nanti sore insyaAllah, "Ikhwan ini" akan datang ke rumah bersama ayah dan keluarganya"
Bapak meneruskan, "mungkin ada maksud dengan kamu (karena anak perempuan bapak hanya aku seorang)."
sampai di sini, aku mulai merasa ada yang berdesir di hatiku.
karena "Ikhwan" yang disebutkan oleh bapak tadi itu tak lain dan tak bukan adalah pria yang sempat dekat denganku dulu!
yang aku mengatakan padanya, mari kita putus dan saling mendekatkan diri pada Allah agar kita diberi jodoh terbaik menurut Nya.
Yang saat aku malah tenggelam dalam pemujaan idola namun ia belajar agama.
yang aku telah hampir 2 tahun berpisah dan tak terlalu ingat kapan terakhir bertemu dengannya!
Saat aku tersadar, bapak lalu bertanya, "Jika dia melamarmu nanti, apa akan kamu terima?"
Aku sungguh bingung harus menjawab apa, lalu aku hanya berucap, "InsyaAllah"
tanpa keraguan. tanpa penghalang pikiran antara iya atau tidak.
Allah... ya Allah? benarkah keputusanku?

Saat sore tiba, ia benar datang bersama orang tua dan sanak saudaranya.
aku saat itu ada di kamar, yang bahkan aku belum sempat mandi karena setiba aku di rumah saat itu,
aku langsung bantu ibu masak-masak dan belanja.
aku mendengar mereka mengobrol kesana kemari antara bapak dan keluarganya.
lalu terdengarlah ucapan dari wakil keluarganya bahwa mereka berniat melamar putri bapak.
rasanya saat itu aku kaget dan tak percaya hari itu nyata! mungkin aku hanya mimpi saja!
dan aku mendengar bapak menjawab, "jika menikahnya disegerakan, saya terima, jika tidak, saya tidak boleh". Ya, itu jawaban bapak, yang lalu disanggupi oleh pihak keluarga sang lelaki.
barulah saat itu aku keluar, malu, menundukkan kepala
waktu aku mengangkat muka, aku melihatnya, duduk tertunduk tak menatapku, ia pun sama malu!
aku makin malu!
keluarganya tertawa dan mengatakan, "ooohhh ini too calon yang tadi saya lamarkan!"
gubraakk... si keluarga baru tahu seperti apa "aku" saat itu juga, padahal udah main lamar aja! :-D

3 bulan setelahnya kami menikah, ya aku menikah!
aku yang baru kemariiin rasanya curhat bahwa aku masih single di umur yang mulai masuk angka angka mengkhawatirkan (ini berlebihan :D)
aku yang berpikir, siapa jodohku? bagaimana kami bertemu? bagaimana ia akan mengenalku untuk langsung berani datang pada bapakku karena aku tak mau pacaran?
dan banyak pertanyaan lain yang kadang tak habis habis dipikirkan!
lagi-lagi, Allah membuktikan bahwa Ia Maha Kuasa! saat Ia sudah menetapkan takdirNya, maka semua yang sepertinya mustahil akan jadi bisa!
Alhamdulillah ya Allah... aku baru mendekat selangkah, namun Engkau mendekapku dengan begitu erat... :')

Pernikahan yang indah karena mengenal Mu, sungguh kami sedang belajar bersama-sama untuk lebih dekat lagi pada Mu ya Allah...
bimbinglah kami..........
saat kami saling menyemangati dan saling mengingatkan dalam ibadah wajib maupun sunnah,
saat kami menikmati waktu-waktu subuh berdua sambil membaca Hadits bersama,
lalu memperbaiki keseharian kami dengan ilmu baru itu,,
waktu-waktu itu selalu jadi waktu-waktu yang amat aku rindukan,,, setiap hari...
saat aku melakukan kesalahan ada yang mengingatkanku dengan lembut
lalu meluruskanku dalam akidah, membantuku untuk lebih memahami peranku sebagai istri
memudahkanku mendapatkan ridhonya, karena ridhonya adalah surgaku.

ya Allah, jika aku kufur akan nikmat Mu ini, sungguh aku tak tahu maluu sekali..
Alhamdulillahh... Terima Kasih ya Allah atas karunia Mu ini...
Segala Puji bagi Allah... semoga Allah mengekalkan nikmat Nya ini pada kami, baik di dunia maupun akhirat nantinya..
limpahkanlah kasih sayang antara kami, jadikanlah kami suami istri yang saling mencintai di kala kami dekat,
dan saling menjaga di kala kami berjauhan, saling berbagi kebahagiaan, saling menguatkan di kala terjatuh dan saling menghibur di kala sedih...
berikanlah pada kami kelapangan hati untuk saling memaafkan, saling mengingatkan dan saling memahami.
Jadikanlah keluarga kami keluarga yang sakinah, yang cinta Qur'an, yang menghidupkan sunnah,
dan menjaga silaturahmi...
ya Allah cukupkanlah kebahagiaan kami dengan ridho Mu...

Aamiin.. Aamiin... Allohumma Aamiin :')


*sujud syukur*


Thursday, February 6, 2014

Tentang Pernikahan dan Jilbab Bagian 4

February 06, 2014 0 Comments
Sejak memutuskan untuk menjadi muslimah yang sebenarnya aku mulai mengoleksi banyak buku
Buku-buku Islam yang akan membantuku move on dan menambah ilmuku
kemudian aku jadi "book eater" dalam setahun terakhir... :-)
Alhamdulillah, mengenal Islam lewat buku membuatku memahami Islam dengan caraku
dan itu sangatlah indah.
Kemudian tak setelah aku kembali berhijab syar'i, aku mencari komunitas untuk mengaji
bagaimanapun istikomah itu perlu diusahakan, kalau hanya sendirian maka akan susah untukku mendapat peringatan dari teman lain saat sedang futur
Alhamdulillah mengenal Solidaritas Peduli Jilbab pada saat itu
lalu mencoba untuk ikut gabung dan menjadi bagian dari komunitas mereka
dan alhamdulillah diserahi amanah sebagai tim Jilbab Care
aku bertugas selain mendakwahkan jilbab syar'i juga menjadi tim yang bertugas mencari teman-teman yang sangat ingin berjilbab syar'i tapi tak mampu membeli khimar, atau membantu kawan-kawan mendapatkan pakaian syar'i saat ada bencana, pokoknya tentang kegiatan charity untuk pakaian syar'i :)
sayangnya memang karena aku terlalu sibuk dengan kerja dan karena tempat pusatnya jauh di depok sana
(aku di solo), maka aku jarang aktif terjun ke lapangan
sesuai visi misi ku waktu mendaftar Jilbab Care, aku ingin tiap bulan Jilbab Care ada donasi masuk untuk menyumbang jilbab dan pakaian syar'i untuk yang memerlukan, aku hanya aktif lewat donasi ini saja
yang alhamdulillah bisa aku kirimkan ke pusat tiap bulannya, meski tak terlalu banyak, tapi rutin.
Lewat mereka aku mengenal banyak hal dan ilmu yang bermanfaat
dan karena mereka aku lebih mudah menjaga keistikomahan :)

dan saat itu juga aku mulai mengkondisikan orang tuaku pada 'hidup baru' ku ini..
orang tua ku harus mengetahui bahwa anak perempuannya sedang proses menjadi muslimah yang benar
dan ibu pun akhirnya dapat mengerti, begitu juga bapak yang malah kelihatan lega :)
dan perlahan aku mengatakan pada bapak ibu bahwa aku tak lagi mau pacaran
usiaku saat itu memang sudah usia nikah, yaitu 25 menuju 26 :-)
mungkin ibu cemas juga karena aku belum punya pacar
tapi aku jelaskan bahwa aku ga akan berpacaran, jika Ibu bapak ada calon untukku
aku mau dijodohkan saja, syaratnya hanya satu, pria sholeh :-D
tidak tahu malunya aku, padahal belum juga jadi wanita sholehah....

waktu berjalan, beberapa kali aku dikenalkan dengan seorang laki-laki pilihan Ibu
tapi entah kenapa Ibu sendiri yang merasa tak cocok dengan beliau
yang pasti, aku menyerahkan pada Bapak Ibu saja untuk kebaikan bersama
Saat itu, aku merasa, mungkin orang tuaku sudah menginginkan aku menikah
karena itu aku lalu mulai membeli banyak buku tentang menikah menurut Islam
buku-buku itu di antaranya karya Ustadz Salim A Fillah dan beberapa buku lain
ada pula buku tentang psikologi wanita dan pria, bagaimana menjaga hubungan yang baik antar suami istri
rasanya malu sekali baca buku-buku semacam itu :') tapi semakin mendambakannya.

Aku selalu berdoa kepada Allah agar Allah mempertemukan aku dengan jodoh terbaik atas kehendakNya.
Semoga Allah mempertemukan dengan ia yang mencintai Nya.
Semoga Allah mempertemukan aku dengan jalan yang baik dan menikah secara syar'i.
Doa dan terus berdoa seusai salat.

Suatu ketika aku di telpon Ibu, ditanyakan apakah minggu ini aku akan pulang.
Aku memang berencana untuk pulang, dan saat aku menanyakan ada apa, Ibu hanya menjawab tak ada apa-apa, hanya ingin tahu saja.
Saat aku tiba di rumah...




bersambung...