About Me

My photo
I'm just ordinary woman who really loves reading and writing :)

Sunday, March 16, 2014

Galaunya Menanti Momongan

March 16, 2014 0 Comments

Setiap pasangan yang baru menikah pasti sangat berharap segera memiliki momongan
tak terkecuali keluarga baru kami
Menikah dan memulai hidup mandiri di sebuah rumah kontrakan sederhana
Bertetangga dengan orang-orang yang baik hati di sekitar kami
itu adalah hal yang sangat membahagiakan
banyak hal-hal yang dulu terbayang ingin dilakukan saat sudah menikah tertunaikan sudah..
pacaran yang romantis setelah menikah, memasak sendiri untuk suami dan mengikuti PKK RT layaknya Ibu-Ibu, belanja sayur sayuran di pasar..
semuanya menyenangkan..
apalagi tetangga depan rumah dan samping rumah punya bayi-bayi kecil yang baru bisa berjalan..
duuh lucunya.. hari-hari kami tak habis dari kebahagiaan melihat dan membercandai mereka..
bulan-bulan pertama berlalu saat kami sangat menikmati kehidupan berdua kami
di saat-saat tertentu muncul keinginan menimang bayi milik kami sendiri
tapi sampai saat itu belum ada tanda-tanda kami akan punya bayi :)
jika dibilang sedih ya kadang sedih juga,,,
kok belum hamil juga ya?
sebenarnya sepi sih tidak juga, karena bermain dengan anak tetangga juga menyenangkan
tapi ada saatnya mereka harus pulang ke rumahnya dan kami pun melamun lagi hehe
Ada masa-masa di mana aku pribadi agak parno ketemu orang-orang
yaitu kalau-kalau mereka meluncurkan pertanyaan, "udah 'isi' belum?"
dan saat-saat aku harus senyum atau 'nyengir' sambil menjawab "Belum,,, doakan ya..."
hehe karena sudah seringnya ditanya lama-lama bukannya terbiasa malah bikin tambah sedih (ah lebai ini)
kalau dipikir-pikir, 'enggak enak'-nya lebih parah dibanding ditanya "kapan nikah?" sewaktu masih jomblo
boleh buktikan,..... ehhh jangan ding.. semoga semua yg udah nikah segera punya momongan, aamiin :)
dulu pas baru masuk 2 bulan menikah aku mulai galau gegara sering banget itu ditanya "udah isi apa belom"..
sampai-sampai aku heran sendiri, kan baru nikah kok udah ditanya itu terus ya?
aku cuma bisa mensyukurinya karena tiap ada yang nanya, maka saat itu pula aku punya kesempatan minta didoakan, satu penanya, satu mendoakan.. semakin banyak yang nanya, semakin banyak yang doakan :D
siipp....
Ibu bilang sih, "dulu Ibu tiga bulan menikah baru hamil..."
Mungkin aku kaya Ibu kali ya? nanti di bulan ketiga aku hamil juga engga ya?
hehe.. bulan ketiganya lewat begitu aja dengan kehadiran si merah,,
ho ho ho aku beda sama Ibu berarti...
aku ra popo deh... harus belajar lebih sabar dari Ibu :)
Alloh tahu kapasitasku, yang masih anak-anak begini sifatnya mah mana bisa momong anak-anak juga :D
Pas suatu kali aku main ke rumah tetangga, aku ngobrol-ngobrol sama mba tetangga
Ia cerita dulu waktu menikah harus nunggu 4 bulan baru hamil...
oh,, ini beda lagi, 4 bulan,, berarti aku kalau 4 bulan nikah baru hamil, bulan depan aku hamilnya ya...
hehe sukanya beneran deh nyama-nyamain sama orang :D
Gara-gara kejadian kaya begitu aku jadi sering diceritain kisah orang-orang yang menunggu punya momongan
dan lagi-lagi yaa,,, aku nyama-nyamain kalau yang satu nya dah lewat ya mungkin aku sama kaya yang satunya lagi waktu nunggu nya :D
Tetangga sebelahnya lagi dulu nunggu 8 bulan baru hamil...
ada yang nunggu 6 bulan baru hamil..
ada yang 2 tahun (ya Alloh... lama yaa....)
ada yang 3 Tahun! Itu teman dari Instansi lain yang kebetulan ketemu di acara diklat...
ada yang lebih lama lagi, juga temen instansi lain yang kebetulan ketemu waktu diklat, dia sudah nikah 7,5
tahun dan belum dikaruniai momongan....!SubhanAlloh... saya waktu mendengar itu rasanya kaget campur ga percaya... dan si embak tampak biasa saja mengatakan itu seolah sudah biasa :( betapa sabar wanita ini, pikirku saat itu.
Banyak sekali yang kemudian memenuhi pikiranku, ternyata sungguh banyak pasangan yang merasakan kegalauan menanti momongan, dan meskipun sudah 7 tahun bahkan 10 tahun mereka tetap terus berharap dengan pengharapan pengantin baru. Tak kenal menyerah dan tak kenal putus asa, meski kadang perasaan itu hinggap namun tak jadi hal yang membuat mereka benar-benar berhenti berharap.. SubhanAlloh...
saya yang rasanya baru kemarin menikah sudah galau begini jadi malu, malu tak hanya pada mereka tapi juga pada Alloh... betapa saya tidak sabar, betapa saya tidak bersyukur...
Akhirnya hari-hari penuh kesabaran pun harus dijalani, meski tiap pagi ketika bangun dari tidur rasanya yang langsung terlintas di kepala adalah tentang menanti kehamilan...
Tidak mau galau tak berujung, akhirnya pun mulai browsing-browsing tentang cara cepat hamil sampai ikut grup ibu-ibu yang sama-sama menanti kehadiran buah hati. Dan ternyata sangat banyak yang senasib sepenanggungan! Waktu itu tak sengaja nemu akun ibuhamil.com dan ikutan nimbrung di sana, kadang membaca curhatan para "bunsay" itu sedikit mengobati rasa galau. Sungguh... meski nanti jika ada yang curhat kalau sudah mendapati garis dua di testpack akan membuat lebih galau, "giliranku kapan??"
Pas baca terjemah Qur'an lalu baca tentang kisah Nabi Ibrahim dan Zakariya, rasanya malu. Lihatlah, orang-orang saleh seperti Nabi pun diuji dengan tak kunjung memiliki momongan! padahal Nabi Zakariya dan Nabi Ibrahim adalah orang-orang terkasih Allah... maka do'a Nabi Ibrahim dan Nabi Zakariya pun harus jadi bacaan wajib tiap solat.. semoga Allah juga mengabulkan doaku =)
Menanti momongan juga membuat aku dan suami memulai hidup sehat. Bagaimanapun, setiap ujian Allah selalu ada hikmahnya. Kami dulu suka sedikit-sedikit bikin mi instan, makan jajan sembarangan, jarang konsumsi buah, atau olahraga. Tetapi demi berhasil mendapat momongan, pola makan harus dibenahi. Mulai dari makan sehat, no msg, buah-buahan harus selalu ada setiap hari, minum susu dan madu, tidur tidak terlalu malam, juga suami jadi rajin jogging kalau pagi.
Usaha-usaha selain ini juga ada, yaitu mengikuti program hamil alami. Ada seorang teman menyarankan minum jus 3 diva (tomat, apel malang + wortel campur jadi satu),  minum folavit+vitamin E, madu penyubur, sampai mengatur jadwal berhubungan suami istri. Akhirnya ya sudah dicoba saja semua alternatif itu, dan sembari berdoa ga putus-putus. Ga sabar berdoa tiap solat ya pokoknya tiap ingat pengen hamil langsung saja berdoa.
Puncak galau menanti momongan akan datang pada saat menunggu tanggal jadwal keluar si merah. Kalau si merah muncul rasanya campur aduk, antara putus asa dan mendapat harapan baru. Putus asa karena bukan bulan ini aku hamil, harapan barunya karena minggu depan adalah masa subur dimulai lagi, kesempatan baru lagi! Menanti masa subur juga adalah hal yang menyenangkan, aku dan suami mulai mengatur jadwal berhubungan lagi, dibantu aplikasi pendeteksi masa subur dari handphone. Kadang lucu juga melakukan segala hal ini, seperti suatu kekonyolan, padahal jika Allah berkehendak, Allah hanya mengatakan "kun fayakun" maka aku akan hamil insyqAllah. Tapi aku akan tetap melakukan hal-hal konyol ini sebagai suatu usaha disamping doa... semoga Allah ridha dan mewujudkannya untuk kami 
Mengalami berbagai peristiwa dramatis menanti momongan membuatku menyadari bahwa ucapan yang kita dapat saat menikah dari teman-teman dan kerabat, yaitu "semoga segera diberi momongan" adalah ucapan yang sangat penting. Penting sekali. Seandainya para pasangan pengantin menyadari betapa pentingnya ini, pasti doa ini akan di "aamiin" i dengan penuh penghayatan. Bayangkan saat itu ada ratusan mungkin ribuan yang mendoakan hal tersebut untuk kita!Sejak saat itu, aku selalu berdoa untuk pasangan baru menikah agar mereka segera dikaruniai momongan.
Menanti momongan juga mengajarkan aku akan kebenaran bahwa sabar itu tanpa batas. Keaabaran manusia itu sebenarnya tidak ada batasnya! Bayangkan betapa tidak sabarnya kita ingin menimang bayi kita sendiri, tapi ketika Allah belum berkehendak, apakah kita lalu sabarnya habis? kita tetap bersabar. Kesabaran yang tidak ada batas, sampai kapan kita akan menanti kita tidak tahu. Apakah kita termasuk hamba Nya yang dikaruniai momongan atau tidak, kita tidak tahu. Yang kita tahu, kita berdoa, kita berusaha, kita pasrahkan hasilnya pada Allah, dan sabar dengan kesabaran yang tidak ada batasannya sampai Allah mengirimkan berita gembira itu, entah di dunia atau di surga.
"Ya Allah karuniakanlah kami anak yang soleh..."

Tuesday, March 11, 2014

Book Review: Jangan Menyerah Bunda

March 11, 2014 0 Comments







Menemukan buku menarik ini di Gramedia pagi tadi, dan subhanAllah bukunya keren sekali :) recommended buat mereka para pasangan suami istri yang lagi mendamba punya momongan :) meskipun pastinya yang bakal tertarik membaca buku ini pasti para istri hehe... buku ini ditulis oleh tiga orang ibu pejuang momongan.. mereka benar-benar pejuang karena banyak sekali perjuangan yang dilakukan dari yang paling ringan sampai paling menyakitkan, dari yang paling sedikit biayanya sampai yang paling mahal, dan dari keinginan yang menggebu hingga kepasrahan yang terendah.. untuk mendapatkan sang makhluk mungil bernama bayi. 
Mereka umumnya sudah menjalani pernikahan lebih dari 4 tahun, dan sudah menjalankan program hamil alami sampai ke dokter maupun alternatif yang kalau dibaca bener-bener WOW banget tahap-tahap yang harus mereka lalui.
Dari hanya minum obat sampai suntik sampai harus "diobok-obok" rahimnya melalui alat yang dimasukkan dari alat vitalnya.. masyaAllah!
tapi pada akhirnya, mereka tetap tidak menyerah meski harus mengalami kegagalan berkali-kali, dari yang akhirnya telah berhasil hamil namun keguguran bahkan sampai dua kali,,, dan terus dihantui rasa khawatir akan terjadi sesuatu pada calon bayinya dan pada kemungkinan kemungkinan tak bisa hamil yang disebabkan hormon, penyakit dan kelainan organ. Mereka tabah! mereka kuat! mereka adalah Ibu, wanita perkasa, jagoan!
sungguh, Allah tak buta akan perjuangan mereka, dan pada akhirnya Allah menjawab ikhtiar dan doa mereka dengan kehadiran sang buah hati. Sungguh indah sungguh indah.... <3
Perjuangan kalian menginspirasiku..
berharap ada edisi ke-2 nya <3 (

Monday, March 10, 2014

Agar Tak Lupa Bersyukur ^__^

March 10, 2014 0 Comments
                               Alhamdulillah
                                                  Alhamdulillah
                                                                    Alhamdulillah
                                                                                        Alhamdulillah
                   Alhamdulillah   Alhamdulillahv   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah
     Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah
 Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah
 Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah
  Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah
 Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah
 Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah
 Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah
 Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah
 Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah
 Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah
  Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah  
Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah
 Alhamdulillah   Alhamdulillah   Alhamdulillah

Monday, February 24, 2014

Yang Terbaik :-)

February 24, 2014 0 Comments
Seperti banyak pantangan..
Seperti banyak yang diinginkan...
Rasanya antara takut akan mendahului kehendak Allah setiap saat
tapi begitu mendambakannya..
Rasanya seperti kurang sabaar sekali
padahal Allah telah tunjukkan bahwa ada yang mampu lebih sabar dan tawakkal dariku.
Seharusnya aku malu.
Seharusnya aku sadar betapa lemahnya aku
Lemah tanpa kuasa Mu ya Allah
Aku memohon dan memohon dengan keinginan kuat hingga sedih
Tetapi aku berusaha untuk berfikir positif dan terus tawakkal.
Bahagia adalah mensyukuri segala nikmat Allah yang telah diberikan padaku,
yang orang lain begitu menginginkan dan Allah menjawab doaku dengan sangat manis :')
Apakah kau lupa itu?
Maka Nikmat tak terhingga itu apakah telah kau lupakan?
Betapa tidak bersyukur...betapa tidak bersyukur..
Ampuni aku ya Allah atas ketidaksabaran ini.
Atas ketidakpercayaan pada ketetapanMu yang terbaik...

Sang Bayi

February 24, 2014 0 Comments
Memang patutnya berkaca
Pada apa yang terlihat di sekitarku
melihat sesosok anak yang kesepian dan terpenjara
Ia hanya bayi yang sedang senang-senangnya belajar berjalan
Ya, ia hanya bayi yang di otaknya sedang ingin-inginnya tahu segala hal
baginya segalanya menarik
saat ia melihat burung terbang di balik jendela rumahnya
saat ia melihat anak-anak sekolah berlarian di depan pagar rumahnya
mereka berkejaran membawa pistol dan bola atau pedang-pedangan
ia mengamati dengan penuh rasa heran
Ia juga mengamati bagaimana para remaja bermail futsal di lapangan depan rumahnya
dari balik pagar besi rumahnya
dari balik jendela rumahnya
ia ingin berlari ke sana
ke lapangan itu
ke jalanan itu
bayi itu hanya butuh sepatu yang muat di kakinya
dan gerbang yang terbuka lebar
lalu orang dewasa yang mendampinginya
Ia hanya ingin berjalan dengan bebas di jalanan luar rumahnya
tak perlu jauh, tak perlu jauh... hanya di depan rumah.
Itu kebahagiaan baginya.
Tapi tak ia dapatkan.
Seharian yang ada hanya berada di dalam rumah,
bermain dengan sang pengasuh yang sudah menua
yang jika lelah ia akan mulai mengeluarkan kata-kata kasar
kata-kata kasar yang ia tujukan pada si bayi malang tak berdosa itu
kadang bayi itu diancam akan dijewer jika tak mau menurut
saat berjalan lalu terjatuh ia akan di "kapok-i"
Ia hanya bayi....
hanya bayi yang jika aku pulang dari tempatku bekerja memanggil-manggil ingin ikut
menangis jika aku tak mengunjunginya
menangis saat sang pengasuh mencoba menariknya dari gendonganku
ia memeluk leherku tak mau lepas
saat aku bawa ke rumahku ia mulai berlari-lari
lari dari kamar satu ke kamar lain
mengambil barang-barang apa saja yang menarik baginya
lalu ia memainkannya sambil tersenyum senyum tanpa suara
kadang ia memakannya
saat kugoda ia akan tertawa sedikit
tapi jika lama ia akan mulai tertawa dengan renyahnya
Ia sering menatapku dengan pandangan heran
pandangan yang kosong tapi berarti
menurutku ia rindu, ia kesepian, ia seperti memohon...
bayi kecil.. bayi kecil... apa yang kau pikirkan?
kerap suamiku menggendongnya kesana kemari
menerbangkannya bagai pesawat terbang
menuruti kemana arah jarinya menunjuk
memangkunya saat ia bermain
dan meletakkannya di kakinya untuk diayun
ia pun tertawa tawa
tertawa tawa antara bingung dengan bahagia
ekspresi yang sangat diingat oleh aku dan suamiku
ekspresi seorang bayi yang merindukan sosok kedua orang tuanya

aku berkaca aku berkaca
mampukah aku kelak menjadi Ibu yang baik bagi anakku?

Friday, February 7, 2014

Tentang Pernikahan dan Jilbab Bagian 5

February 07, 2014 0 Comments
Setiba di rumah hari itu amat membuatku bingung dan kaget.
Karena hari itu Ibu masak-masak...
memancing Ikan Gurami di kolam belakang rumah,
menyiapkan hidangan dan Ibu juga mengajakku pergi untuk membeli snack
Lalu bapak memintaku mengikutinya ke kamar dan mendudukkanku
pelan ia mengatakan, " Nanti sore insyaAllah, "Ikhwan ini" akan datang ke rumah bersama ayah dan keluarganya"
Bapak meneruskan, "mungkin ada maksud dengan kamu (karena anak perempuan bapak hanya aku seorang)."
sampai di sini, aku mulai merasa ada yang berdesir di hatiku.
karena "Ikhwan" yang disebutkan oleh bapak tadi itu tak lain dan tak bukan adalah pria yang sempat dekat denganku dulu!
yang aku mengatakan padanya, mari kita putus dan saling mendekatkan diri pada Allah agar kita diberi jodoh terbaik menurut Nya.
Yang saat aku malah tenggelam dalam pemujaan idola namun ia belajar agama.
yang aku telah hampir 2 tahun berpisah dan tak terlalu ingat kapan terakhir bertemu dengannya!
Saat aku tersadar, bapak lalu bertanya, "Jika dia melamarmu nanti, apa akan kamu terima?"
Aku sungguh bingung harus menjawab apa, lalu aku hanya berucap, "InsyaAllah"
tanpa keraguan. tanpa penghalang pikiran antara iya atau tidak.
Allah... ya Allah? benarkah keputusanku?

Saat sore tiba, ia benar datang bersama orang tua dan sanak saudaranya.
aku saat itu ada di kamar, yang bahkan aku belum sempat mandi karena setiba aku di rumah saat itu,
aku langsung bantu ibu masak-masak dan belanja.
aku mendengar mereka mengobrol kesana kemari antara bapak dan keluarganya.
lalu terdengarlah ucapan dari wakil keluarganya bahwa mereka berniat melamar putri bapak.
rasanya saat itu aku kaget dan tak percaya hari itu nyata! mungkin aku hanya mimpi saja!
dan aku mendengar bapak menjawab, "jika menikahnya disegerakan, saya terima, jika tidak, saya tidak boleh". Ya, itu jawaban bapak, yang lalu disanggupi oleh pihak keluarga sang lelaki.
barulah saat itu aku keluar, malu, menundukkan kepala
waktu aku mengangkat muka, aku melihatnya, duduk tertunduk tak menatapku, ia pun sama malu!
aku makin malu!
keluarganya tertawa dan mengatakan, "ooohhh ini too calon yang tadi saya lamarkan!"
gubraakk... si keluarga baru tahu seperti apa "aku" saat itu juga, padahal udah main lamar aja! :-D

3 bulan setelahnya kami menikah, ya aku menikah!
aku yang baru kemariiin rasanya curhat bahwa aku masih single di umur yang mulai masuk angka angka mengkhawatirkan (ini berlebihan :D)
aku yang berpikir, siapa jodohku? bagaimana kami bertemu? bagaimana ia akan mengenalku untuk langsung berani datang pada bapakku karena aku tak mau pacaran?
dan banyak pertanyaan lain yang kadang tak habis habis dipikirkan!
lagi-lagi, Allah membuktikan bahwa Ia Maha Kuasa! saat Ia sudah menetapkan takdirNya, maka semua yang sepertinya mustahil akan jadi bisa!
Alhamdulillah ya Allah... aku baru mendekat selangkah, namun Engkau mendekapku dengan begitu erat... :')

Pernikahan yang indah karena mengenal Mu, sungguh kami sedang belajar bersama-sama untuk lebih dekat lagi pada Mu ya Allah...
bimbinglah kami..........
saat kami saling menyemangati dan saling mengingatkan dalam ibadah wajib maupun sunnah,
saat kami menikmati waktu-waktu subuh berdua sambil membaca Hadits bersama,
lalu memperbaiki keseharian kami dengan ilmu baru itu,,
waktu-waktu itu selalu jadi waktu-waktu yang amat aku rindukan,,, setiap hari...
saat aku melakukan kesalahan ada yang mengingatkanku dengan lembut
lalu meluruskanku dalam akidah, membantuku untuk lebih memahami peranku sebagai istri
memudahkanku mendapatkan ridhonya, karena ridhonya adalah surgaku.

ya Allah, jika aku kufur akan nikmat Mu ini, sungguh aku tak tahu maluu sekali..
Alhamdulillahh... Terima Kasih ya Allah atas karunia Mu ini...
Segala Puji bagi Allah... semoga Allah mengekalkan nikmat Nya ini pada kami, baik di dunia maupun akhirat nantinya..
limpahkanlah kasih sayang antara kami, jadikanlah kami suami istri yang saling mencintai di kala kami dekat,
dan saling menjaga di kala kami berjauhan, saling berbagi kebahagiaan, saling menguatkan di kala terjatuh dan saling menghibur di kala sedih...
berikanlah pada kami kelapangan hati untuk saling memaafkan, saling mengingatkan dan saling memahami.
Jadikanlah keluarga kami keluarga yang sakinah, yang cinta Qur'an, yang menghidupkan sunnah,
dan menjaga silaturahmi...
ya Allah cukupkanlah kebahagiaan kami dengan ridho Mu...

Aamiin.. Aamiin... Allohumma Aamiin :')


*sujud syukur*


Thursday, February 6, 2014

Tentang Pernikahan dan Jilbab Bagian 4

February 06, 2014 0 Comments
Sejak memutuskan untuk menjadi muslimah yang sebenarnya aku mulai mengoleksi banyak buku
Buku-buku Islam yang akan membantuku move on dan menambah ilmuku
kemudian aku jadi "book eater" dalam setahun terakhir... :-)
Alhamdulillah, mengenal Islam lewat buku membuatku memahami Islam dengan caraku
dan itu sangatlah indah.
Kemudian tak setelah aku kembali berhijab syar'i, aku mencari komunitas untuk mengaji
bagaimanapun istikomah itu perlu diusahakan, kalau hanya sendirian maka akan susah untukku mendapat peringatan dari teman lain saat sedang futur
Alhamdulillah mengenal Solidaritas Peduli Jilbab pada saat itu
lalu mencoba untuk ikut gabung dan menjadi bagian dari komunitas mereka
dan alhamdulillah diserahi amanah sebagai tim Jilbab Care
aku bertugas selain mendakwahkan jilbab syar'i juga menjadi tim yang bertugas mencari teman-teman yang sangat ingin berjilbab syar'i tapi tak mampu membeli khimar, atau membantu kawan-kawan mendapatkan pakaian syar'i saat ada bencana, pokoknya tentang kegiatan charity untuk pakaian syar'i :)
sayangnya memang karena aku terlalu sibuk dengan kerja dan karena tempat pusatnya jauh di depok sana
(aku di solo), maka aku jarang aktif terjun ke lapangan
sesuai visi misi ku waktu mendaftar Jilbab Care, aku ingin tiap bulan Jilbab Care ada donasi masuk untuk menyumbang jilbab dan pakaian syar'i untuk yang memerlukan, aku hanya aktif lewat donasi ini saja
yang alhamdulillah bisa aku kirimkan ke pusat tiap bulannya, meski tak terlalu banyak, tapi rutin.
Lewat mereka aku mengenal banyak hal dan ilmu yang bermanfaat
dan karena mereka aku lebih mudah menjaga keistikomahan :)

dan saat itu juga aku mulai mengkondisikan orang tuaku pada 'hidup baru' ku ini..
orang tua ku harus mengetahui bahwa anak perempuannya sedang proses menjadi muslimah yang benar
dan ibu pun akhirnya dapat mengerti, begitu juga bapak yang malah kelihatan lega :)
dan perlahan aku mengatakan pada bapak ibu bahwa aku tak lagi mau pacaran
usiaku saat itu memang sudah usia nikah, yaitu 25 menuju 26 :-)
mungkin ibu cemas juga karena aku belum punya pacar
tapi aku jelaskan bahwa aku ga akan berpacaran, jika Ibu bapak ada calon untukku
aku mau dijodohkan saja, syaratnya hanya satu, pria sholeh :-D
tidak tahu malunya aku, padahal belum juga jadi wanita sholehah....

waktu berjalan, beberapa kali aku dikenalkan dengan seorang laki-laki pilihan Ibu
tapi entah kenapa Ibu sendiri yang merasa tak cocok dengan beliau
yang pasti, aku menyerahkan pada Bapak Ibu saja untuk kebaikan bersama
Saat itu, aku merasa, mungkin orang tuaku sudah menginginkan aku menikah
karena itu aku lalu mulai membeli banyak buku tentang menikah menurut Islam
buku-buku itu di antaranya karya Ustadz Salim A Fillah dan beberapa buku lain
ada pula buku tentang psikologi wanita dan pria, bagaimana menjaga hubungan yang baik antar suami istri
rasanya malu sekali baca buku-buku semacam itu :') tapi semakin mendambakannya.

Aku selalu berdoa kepada Allah agar Allah mempertemukan aku dengan jodoh terbaik atas kehendakNya.
Semoga Allah mempertemukan dengan ia yang mencintai Nya.
Semoga Allah mempertemukan aku dengan jalan yang baik dan menikah secara syar'i.
Doa dan terus berdoa seusai salat.

Suatu ketika aku di telpon Ibu, ditanyakan apakah minggu ini aku akan pulang.
Aku memang berencana untuk pulang, dan saat aku menanyakan ada apa, Ibu hanya menjawab tak ada apa-apa, hanya ingin tahu saja.
Saat aku tiba di rumah...




bersambung...

Monday, January 27, 2014

Book Review: Semangat dan Gairah Orang-orang Beriman

January 27, 2014 0 Comments



Book Review: Semangat dan Gairah Orang-orang Beriman
by: Harun Yahya


Semangat dan gairah orang-orang beriman. Mereka memiliki semangat untuk terus meningkatkan level keimann mereka, level taqwa mereka, tidak lalai, tidak malas, dan berlomba-lomba dalam kebaikan untuk memperoleh ridha Nya. Ridho Allah adalah tujuan utama, impian tertinggi, karena di sanalah cita-cita seorang muslim tertambat, yaitu harapan memasuki surga Allah. Di negeri akhirat, kita hanya dihadapkan pada dua macam kehidupan, yaitu sengsara di neraka atau bahagia di surga. Sungguh, ini bukan hanya sekedar pilihan saja, melainkan pilihan yang diikuti banyak konsekuensi. Surga dan Neraka juga bukan hanya dongeng saja, yang bahkan kita tak bisa membayangkannya apalagi memikirkannya barang sekejap. Padahal ancaman neraka itu nyata, keindahan surga itu hakiki, dan kematian itu dekat! 

Bertanyalah pada diri kita!Mengapa kita takut mati? bukankah karena takut amal kita tak cukup untuk membeli surga Allah? bukankah karena merasa banyaknya dosa kita tak mampu menyelamatkan kita dari azab Allah? Namun, mengapa dalam beribadah meraih ridho Nya kita lalai? kita tak bersegera? kita tak memiliki semangat sebagaimana saat kita mengejar keinginan duniawi? 

Semangat dan gairah Orang Beriman menunjukkan pada kita apa yang seharusnya kita kejar sebagai seorang muslim. Sesungguhnya Allah melihat usaha kita meraih ridho Nya, meski itu kebaikan yang hanya sebesar Atom. Tapi Allah juga tak lalai pada kemaksiatan kita pada Nya, meski hanya sebesar Atom. Orang beriman tahu bagaimana ia harus menggunakan waktunya, menghabiskan hidupnya, membelanjakan hartanya, mendayagunakan tubuhnya, hanya demi satu tujuan, yaitu Ridho Allah. Setiap detik adalah pengingat, jika kita ingat untuk apa kita hidup, setiap detik... maka InsyaAllah, kita tak akan terjerumus dalam kelalaian barang sekejap saja.

Wednesday, January 22, 2014

Book Review: Pesona AlQur'an

January 22, 2014 0 Comments

Book Review: Pesona AlQur'an
by Harun Yahya




Sesuai dengan judulnya, Pesona Al-Qur'an :) Buku ini memaprakan betapa mempesonanya Al-Qur'an. Dan memang begitulah! 
Al-Qur'an membuktikan dirinya bahwa ia sungguh asli bersegel dari Allah SWT, Tuhan Pencipta Alam Semesta. 
Al-Qur'an banyak mengungkap misteri-misteri kehidupan yang baru manusia baru bisa menemukan pembuktiannya pada abad 20, setelah teknologi menjadi semakin canggih. Seperti bagaimana hujan terbentuk, bagaimana isi kedalaman lautan, bagaimana janin berkembang dalam tubuh seorang Ibu, dan apa yang menentukan kelamin bayi,semua telah ada ilmunya dalam Al-Qur'an sejak 14 abad yang lalu. Sementara para scientist baru menemukan jawabnya di abad 20! Bagaimana mungkin Rasulullah Muhammad salallahu alaihi wassallam mampu menceritakan bagaimana janin terbentuk, dari mana asalnya, apa yang menentukan jenis kelamin bayi, padahal ia seorang ummi (buta huruf). bagaimana Rasulullah mampu membacakan bagaimana awan, hujan, dan besi berasal padahal ia tak memiliki ilmu tentang astronomi dan oceanografi? semua jawabannya hanya satu, karena Rasulullah mendapatkan wahyu dari Allah. Wahyu itu tertuang di dalam Al-Qur'an! dan banyak sekali kejadian lain yang diungkapkan dalam Al-Qur'an yang baru bisa dibuktikan oleh manusia setelah abad 20.

Saturday, January 18, 2014

Review Buku : Berpikirlah Sejak Anda Bangun Tidur

January 18, 2014 0 Comments

Review Buku
Berpikirlah Sejak Anda Bangun Tidur
by Harun Yahya

 



Buku ini mengajak kita untuk memikirkan apa pun yang kita lihat di sekitar kita. Bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah dengan begitu sempurna. Seperti tubuh kita yang jantungnya tak berhenti berdetak saat kita tidur, yang bahkan segala sesuatu dalam tubuh kita bergerak dengan sendirinya untuk kelangsungan hidup kita tanpa kita perintahkan. 

Dan pernahkah kita berpikir bahwa seluruh dunia dan alam semesta ini diciptakan semata mata untuk manusia saja?seperti tumbuh tumbuhan, hewan dan bahkan tata surya, semua diciptkan untuk menjaga agar manusia tetap hidup.
manusia hidup diberi akal oleh Allah untuk berpikir dan mengimani kekuasaan Allah. Mengenali tanda tanda adanya Allah. bahwa manusia dan segala makhluk hidup di dunia ini diciptakan sempurna oleh Allah agar mereka bersyukur pada Nya. 
Buku ini secara umum menjelaskan hal-hal mengenai sempurnanya Allah dalam menciptakan seluruh makhluknya. Dan tentu saja untuk menyangkal teori Darwin bahwa manusia dan makhluk hidup di dunia ini berasal dari hasil evolusi. Manusia tidaklah berasal dari kera. Burubg juga tidak berasal dari ikan dan reptil. Sejak awal mereka diciptakan dengan bentuknya yang unik dan sempurna untuk menopang kelangsungan hidup meraka.
Harun Yahya memaparkannya dengan sangat menarik dan membuat kita menyadari hal hal kecil yabmng bahkan tak pernah terlintas dalam pikiran kita. Buku ini membuat kita banyak bersyukur :)

Tuesday, January 14, 2014

Book Review: Keikhlasan dalam Telaah Al-Qur'an (Sincerity Described in The Qur`an)

January 14, 2014 0 Comments

by Harun Yahya






Kehidupanku saat ini sedang sangat dekat dengan peristiwa peristiwa yang dipaparkan dalam buku ini. Dari permasalahan yang dihadapi di rumah, sebagai istri maupun tetangga, di kantor sebagai pribadi, rekan maupun bawahan, dan dalam kehidupan sosial dalam solidaritas dakwah dan keagamaan di jejaring sosial. 
Semua hal yang ingin saya tahu, yang menguatkan saya, yang memberi masukan pada saya dan menanamkan banyak ilmu ada di buku ini. 
Meskipun banyak mengutip dari buku karya Baiduzaman Said Nursi, buku ini kaya dan khas harun yahya. Memaparkan dengan apik dan detail makna keikhlasan yang akan banyak menyentil tiap pribadi kita untuk memperbaiki niat, memperbaiki amalan dan memperbaiki tujuan kita melakukan amal tersebut. 
Apakah kita sudah sungguh sungguh melakukan amalan hanya karena Allah semata?memang tidak bisa instan, ini sungguh tingkatan tertinggi yang bisa dicapai setiap manusia, yang dulu hanya bisa dicapai oleh generasi terbaik di masa Rasulullah! 
tapi apakah ini mustahil bagi kita?tidak... kita bisa. pasti juga bisa. meskipun tidak sama kadarnya dengan para sahabat yang berjuang bersama Rasulullah. tapi kita hidup untuk memperjuangkan agar sunnah Rasulullah tetap hidup... dan terus memperbaiki, meluruskan niat sampai kita sungguh murni melakukannya karna Allah semata :') 
insyaAllah.

Thursday, January 9, 2014

Tentang Pernikahan dan Jilbab bagian 3

January 09, 2014 0 Comments
Alhamdulillah kembali single, meskipun harus bergulat untuk move-on..
memang tidak semudah yang dibayangkan...
namun aku merasa memang harusnya beginilah jalannya
kami harus menjalani hidup masing-masing
mempelajari lagi yang pernah terlupakan...
mengejar dan meraih lagi taufik dan hidayah yang pernah didapatkan..

Satu tahun berlalu sejak itu,
dan tahun itu adalah tahun perjuangan...
melawan segalanya, dari mencoba hidup dengan bahagia dengan berbagai cara
menemui kawan-kawan baru dan menenggelamkan diri dalam media sosial
sungguh ini cara yang keliru!
tapi entah kenapa saat itu, aku yang merasa dekat dengan Allah
yang merasa mengaji dan memutuskan banyak hal didasari agama
tapi jatuh dalam lubang yang aku tak tahu mengapa
memuja idola korea, membeli album yang sangat banyak, menghabiskan uang untuk menonton konser
dan hal-hal gila lain yang menurutku, tak masuk akal memang...
semua seperti pelarian yang salah
karena aku menempuh cinta yang salah dan setan menggelayutiku
lalu aku bukannya kembali pada Allah, tetapi malah mengikuti tipu dayanya!

sedang di seberang sana, lelaki yang aku putuskan atas nama Allah
yang aku berpesan padanya, "Jika Allah mentakdirkan kita berjodoh kita akan bertemu", lalu
kuungkapkan kalimat "sekarang lebih baik kita masing-masing mendekat pada Allah,
semoga Allah mempertemukan kita dengan jodoh yang sesuai dengan kehendakNya"
Ia berubah menjadi orang yang berbeda.
Aku tak sengaja melihat postingannya di timeline Facebook...
ia memposting segala tentang Islam, mempelajari Islam..
tapi aku??
sampai setahun aku terus bergelut dengan dunia fangirling yang menggila
dan aku lupa siapa aku.

waktu itu, entah ada apa, aku tiba-tiba tertarik untuk memfollow sebuah akun milk ustadz muda
seorang muallaf, yang saat itu telah menulis 3 buah buku.
entah kenapa aku tertarik dengan yang ia syiarkan
aku ingat zaman dulu pertama kali mengenal Islam (padahal saya muslim dari lahir)..
ingat betapa gegap gempitanya,, lalu aku tersadar...
aku pun membeli semua bukunya, dan salah satu bukunya yang sangat nendang adalah "Beyond The Inspiration"
buku ini... sungguh-sungguh melampaui inspirasi! sungguh!
aku terlempar, terbanting, terantuk, terjatuh guling-guling dari puncak bukit menuju jurang dalam!
lalu aku terbangun.....
Saat itu begitu banyak yang berkecamuk dalam pikiranku...
lalu saat itu pulalah aku putuskan untk berjilbab syar'i.

saat mulai memakai rok, berjilbab panjang, bergamis, berkaos kaki...
aku menemukan kembali diriku...
diriku yang dulu merasa sangat nyaman dengan seluruh pakaian ini!
diriku yang dulu begitu rindu untuk membaca kisah-kisah Nabi dan sahabat
diriku yang dulu begitu haus akan Islam!

ya Allah.. kemana saja aku?
aku pun harus malu pada pakaian takwaku jika aku masih memuja idola Korea.
maka aku buang semua. Aku mulai menerapkan buku "Habits"
dengan mengunfollow akun tentang korea, menggantinya dengan akun-akun Islam
mengganti kebiasaan menonton video Korea dengan membaca buku-buku Islam
lalu disinilah.. aku mulai merasakan ketenangan....


Bersambung