About Me

My photo
I'm just ordinary woman who really loves reading and writing :)

Sunday, March 16, 2014

Galaunya Menanti Momongan


Setiap pasangan yang baru menikah pasti sangat berharap segera memiliki momongan
tak terkecuali keluarga baru kami
Menikah dan memulai hidup mandiri di sebuah rumah kontrakan sederhana
Bertetangga dengan orang-orang yang baik hati di sekitar kami
itu adalah hal yang sangat membahagiakan
banyak hal-hal yang dulu terbayang ingin dilakukan saat sudah menikah tertunaikan sudah..
pacaran yang romantis setelah menikah, memasak sendiri untuk suami dan mengikuti PKK RT layaknya Ibu-Ibu, belanja sayur sayuran di pasar..
semuanya menyenangkan..
apalagi tetangga depan rumah dan samping rumah punya bayi-bayi kecil yang baru bisa berjalan..
duuh lucunya.. hari-hari kami tak habis dari kebahagiaan melihat dan membercandai mereka..
bulan-bulan pertama berlalu saat kami sangat menikmati kehidupan berdua kami
di saat-saat tertentu muncul keinginan menimang bayi milik kami sendiri
tapi sampai saat itu belum ada tanda-tanda kami akan punya bayi :)
jika dibilang sedih ya kadang sedih juga,,,
kok belum hamil juga ya?
sebenarnya sepi sih tidak juga, karena bermain dengan anak tetangga juga menyenangkan
tapi ada saatnya mereka harus pulang ke rumahnya dan kami pun melamun lagi hehe
Ada masa-masa di mana aku pribadi agak parno ketemu orang-orang
yaitu kalau-kalau mereka meluncurkan pertanyaan, "udah 'isi' belum?"
dan saat-saat aku harus senyum atau 'nyengir' sambil menjawab "Belum,,, doakan ya..."
hehe karena sudah seringnya ditanya lama-lama bukannya terbiasa malah bikin tambah sedih (ah lebai ini)
kalau dipikir-pikir, 'enggak enak'-nya lebih parah dibanding ditanya "kapan nikah?" sewaktu masih jomblo
boleh buktikan,..... ehhh jangan ding.. semoga semua yg udah nikah segera punya momongan, aamiin :)
dulu pas baru masuk 2 bulan menikah aku mulai galau gegara sering banget itu ditanya "udah isi apa belom"..
sampai-sampai aku heran sendiri, kan baru nikah kok udah ditanya itu terus ya?
aku cuma bisa mensyukurinya karena tiap ada yang nanya, maka saat itu pula aku punya kesempatan minta didoakan, satu penanya, satu mendoakan.. semakin banyak yang nanya, semakin banyak yang doakan :D
siipp....
Ibu bilang sih, "dulu Ibu tiga bulan menikah baru hamil..."
Mungkin aku kaya Ibu kali ya? nanti di bulan ketiga aku hamil juga engga ya?
hehe.. bulan ketiganya lewat begitu aja dengan kehadiran si merah,,
ho ho ho aku beda sama Ibu berarti...
aku ra popo deh... harus belajar lebih sabar dari Ibu :)
Alloh tahu kapasitasku, yang masih anak-anak begini sifatnya mah mana bisa momong anak-anak juga :D
Pas suatu kali aku main ke rumah tetangga, aku ngobrol-ngobrol sama mba tetangga
Ia cerita dulu waktu menikah harus nunggu 4 bulan baru hamil...
oh,, ini beda lagi, 4 bulan,, berarti aku kalau 4 bulan nikah baru hamil, bulan depan aku hamilnya ya...
hehe sukanya beneran deh nyama-nyamain sama orang :D
Gara-gara kejadian kaya begitu aku jadi sering diceritain kisah orang-orang yang menunggu punya momongan
dan lagi-lagi yaa,,, aku nyama-nyamain kalau yang satu nya dah lewat ya mungkin aku sama kaya yang satunya lagi waktu nunggu nya :D
Tetangga sebelahnya lagi dulu nunggu 8 bulan baru hamil...
ada yang nunggu 6 bulan baru hamil..
ada yang 2 tahun (ya Alloh... lama yaa....)
ada yang 3 Tahun! Itu teman dari Instansi lain yang kebetulan ketemu di acara diklat...
ada yang lebih lama lagi, juga temen instansi lain yang kebetulan ketemu waktu diklat, dia sudah nikah 7,5
tahun dan belum dikaruniai momongan....!SubhanAlloh... saya waktu mendengar itu rasanya kaget campur ga percaya... dan si embak tampak biasa saja mengatakan itu seolah sudah biasa :( betapa sabar wanita ini, pikirku saat itu.
Banyak sekali yang kemudian memenuhi pikiranku, ternyata sungguh banyak pasangan yang merasakan kegalauan menanti momongan, dan meskipun sudah 7 tahun bahkan 10 tahun mereka tetap terus berharap dengan pengharapan pengantin baru. Tak kenal menyerah dan tak kenal putus asa, meski kadang perasaan itu hinggap namun tak jadi hal yang membuat mereka benar-benar berhenti berharap.. SubhanAlloh...
saya yang rasanya baru kemarin menikah sudah galau begini jadi malu, malu tak hanya pada mereka tapi juga pada Alloh... betapa saya tidak sabar, betapa saya tidak bersyukur...
Akhirnya hari-hari penuh kesabaran pun harus dijalani, meski tiap pagi ketika bangun dari tidur rasanya yang langsung terlintas di kepala adalah tentang menanti kehamilan...
Tidak mau galau tak berujung, akhirnya pun mulai browsing-browsing tentang cara cepat hamil sampai ikut grup ibu-ibu yang sama-sama menanti kehadiran buah hati. Dan ternyata sangat banyak yang senasib sepenanggungan! Waktu itu tak sengaja nemu akun ibuhamil.com dan ikutan nimbrung di sana, kadang membaca curhatan para "bunsay" itu sedikit mengobati rasa galau. Sungguh... meski nanti jika ada yang curhat kalau sudah mendapati garis dua di testpack akan membuat lebih galau, "giliranku kapan??"
Pas baca terjemah Qur'an lalu baca tentang kisah Nabi Ibrahim dan Zakariya, rasanya malu. Lihatlah, orang-orang saleh seperti Nabi pun diuji dengan tak kunjung memiliki momongan! padahal Nabi Zakariya dan Nabi Ibrahim adalah orang-orang terkasih Allah... maka do'a Nabi Ibrahim dan Nabi Zakariya pun harus jadi bacaan wajib tiap solat.. semoga Allah juga mengabulkan doaku =)
Menanti momongan juga membuat aku dan suami memulai hidup sehat. Bagaimanapun, setiap ujian Allah selalu ada hikmahnya. Kami dulu suka sedikit-sedikit bikin mi instan, makan jajan sembarangan, jarang konsumsi buah, atau olahraga. Tetapi demi berhasil mendapat momongan, pola makan harus dibenahi. Mulai dari makan sehat, no msg, buah-buahan harus selalu ada setiap hari, minum susu dan madu, tidur tidak terlalu malam, juga suami jadi rajin jogging kalau pagi.
Usaha-usaha selain ini juga ada, yaitu mengikuti program hamil alami. Ada seorang teman menyarankan minum jus 3 diva (tomat, apel malang + wortel campur jadi satu),  minum folavit+vitamin E, madu penyubur, sampai mengatur jadwal berhubungan suami istri. Akhirnya ya sudah dicoba saja semua alternatif itu, dan sembari berdoa ga putus-putus. Ga sabar berdoa tiap solat ya pokoknya tiap ingat pengen hamil langsung saja berdoa.
Puncak galau menanti momongan akan datang pada saat menunggu tanggal jadwal keluar si merah. Kalau si merah muncul rasanya campur aduk, antara putus asa dan mendapat harapan baru. Putus asa karena bukan bulan ini aku hamil, harapan barunya karena minggu depan adalah masa subur dimulai lagi, kesempatan baru lagi! Menanti masa subur juga adalah hal yang menyenangkan, aku dan suami mulai mengatur jadwal berhubungan lagi, dibantu aplikasi pendeteksi masa subur dari handphone. Kadang lucu juga melakukan segala hal ini, seperti suatu kekonyolan, padahal jika Allah berkehendak, Allah hanya mengatakan "kun fayakun" maka aku akan hamil insyqAllah. Tapi aku akan tetap melakukan hal-hal konyol ini sebagai suatu usaha disamping doa... semoga Allah ridha dan mewujudkannya untuk kami 
Mengalami berbagai peristiwa dramatis menanti momongan membuatku menyadari bahwa ucapan yang kita dapat saat menikah dari teman-teman dan kerabat, yaitu "semoga segera diberi momongan" adalah ucapan yang sangat penting. Penting sekali. Seandainya para pasangan pengantin menyadari betapa pentingnya ini, pasti doa ini akan di "aamiin" i dengan penuh penghayatan. Bayangkan saat itu ada ratusan mungkin ribuan yang mendoakan hal tersebut untuk kita!Sejak saat itu, aku selalu berdoa untuk pasangan baru menikah agar mereka segera dikaruniai momongan.
Menanti momongan juga mengajarkan aku akan kebenaran bahwa sabar itu tanpa batas. Keaabaran manusia itu sebenarnya tidak ada batasnya! Bayangkan betapa tidak sabarnya kita ingin menimang bayi kita sendiri, tapi ketika Allah belum berkehendak, apakah kita lalu sabarnya habis? kita tetap bersabar. Kesabaran yang tidak ada batas, sampai kapan kita akan menanti kita tidak tahu. Apakah kita termasuk hamba Nya yang dikaruniai momongan atau tidak, kita tidak tahu. Yang kita tahu, kita berdoa, kita berusaha, kita pasrahkan hasilnya pada Allah, dan sabar dengan kesabaran yang tidak ada batasannya sampai Allah mengirimkan berita gembira itu, entah di dunia atau di surga.
"Ya Allah karuniakanlah kami anak yang soleh..."

No comments:

Post a Comment