About Me

My photo
I'm just ordinary woman who really loves reading and writing :)

Wednesday, April 1, 2015

Tentang Kelahiran Buah Hatiku 1

Rasanya perlu waktu lama mempertimbangkan apakah tulisan ini layak untuk kubagi dengan orang lain atau tidak.
Ini kisah perjuangan melahirkan seorang bayi, ya.. kisah yang bagiku terasa panjang.
Sebelum melahirkan, aku sibuk mempersiapkan diriku dengan banyak ilmu.
Ilmu menghadapi kontraksi, menghadapi rasa sakit akan melahirkan, posisi yang baik agar pirenium tak perlu digunting (meski sedikit mustahil), ilmu mengejan dan lain-lain...
sayangnya, aku lupa.. aku hanya mempelajari ilmu melahirkan secara normal
aku mengesampingkan kemungkinan jika aku harus dioperasi atau menghadapi operasi sectio caesaria (SC) atau operasi sesar...
dan meski sempat terlintas, aku benar-benar menggampangkannya..
Saat periksa kehamilan, semua normal-normaal saja, bayi sehat, kepala bayi sudah pada posisi baik, bahkan saat 37 minggu kepala bayi sudah masuk jalan lahir dengan apik..
membaca buku tentang Gentle Birth secara tak sengaja mengerucutkan pandanganku untuk melahirkan dibantu bidan saja, karena bidan kunilai lebih sabar, sehingga aku tak mencari alternatif Rumah Sakit yang dokternya bagus (kalau-kalau aku harus di sesar)

Hari itu hari selasa, tanggal 17 Februari 2015, aku tidur siang seperti biasa..
tidur siang yang sudah susah dinikmati karena beratnya beban tubuh saat hamil tua
saat itu usia kandunganku 38 minggu.
entah sebab apa, mungkin terlalu banyak bangun untuk pipis di malam hari sehingga aku harus sering dari posisi tidur ke berdiri beberapa kali, pinggang kiriku keseleo.
pinggang keseleo ini sudah dirasakan dari kehamilan 37 minggu
menyebabkan area dari pinggang, pinggul, pantat, sampai kaki kiriku sulit digerakkan karena sakit dan kaku..
bangun dari posisi tiduran begitu sulit dan menyakitkan, jalan pun jadinya terpincang-pincang, duh... betapa tersiksa jika harus sering bangun di malam hari.
Malam itu pun sama, jam 20.00 perutku terasa mules pengen BAB..
beberapa kali harus ke belakang, tapi tidak keluar juga yang ingin dibuang itu..
akhirnya aku putuskan untuk tidur dalam keadaan duduk agar tak sering bangun dari posisi tidur, karena sakit di pinggangku jadi teramat tidak nyaman dirasakan.
mulesnya masih aja tidak santai, akhirnya tidak bisa tidur...
sekitar pukul 23.30, mulesnya datang lagi, tapi saat itu akhirnya yang mau dibuang keluar juga
alhamdulillah sedikit lega...
kembali dari kamar mandi, perut malah jadi sedikit kram kaya mau haid
setelah aku cek, ternyata memang ada sedikit bercak darah di celana, bercampur lendir..
aduh..jangan-jangan aku mau melahirkan?

Saat itu mau membangunkan suami, tapi tiba-tiba "jroooossshhh"
malah keluar cairan sangat banyak tak tertahankan dari jalan lahir..
ya Alloh... jangaan-jangan ini ketuban??
karena sedikit panik, aku bukan membangunkan suami tapi Bapak-Ibu (saat itu memang pulang untuk melahirkan di rumah bapak ibu)
betul lah, ternyata itu ketuban yang pecah dan mengucur...
mendengar ribut-ribut suami pun ikut bangun..
pada saat itu waktu menunjukkan pukul 00:00 tepat.

segera setelah itu, kami berempat, Bapak, Ibu, suami dan aku berangkat ke RS bersalin WR.
RS ini berjarak 25 menit dari rumah.
sesampainya di RS, aku segera diperiksa oleh bidan yang berjaga malam itu.
Bidan pun mengetes cairan yang keluar apakah betul cairan ketuban atau bukan, lalu memasukkan jarinya untuk mengecek apakah sudah ada pembukaan atau belum.
Dari hasil pengecekan, betul bahwa cairan yang keluar itu ketuban
Semestinya, jika ketuban pecah, maka akan diikuti oleh pembukaan yang cepat
bahkan katanya, bayi bisa lahir dalam waktu kurang dari 3 jam.
wow.. Masha Allah...
Tetapi sayangnya, itu tidak terjadi padaku, karena dari hasil pengecekan, mulut rahimku masih menutup
belum ada pembukaan sedikit pun!

Bidan pun menjelaskan situasiku pada Bapak, Ibu dan suami.
Dalam kasus ini, mereka tidak berani ambil resiko, karena belum ada pembukaan, sedang cairan ketubanku terus keluar, dan waktu itu belum adaa kontraksi.
Bidan pun menyarankan untuk ke RS lain saja yang ada dokternya.
sebenarnya di RS itu juga ada dokter jaga, tapi saat itu beliau tidak bisa dihubungi.
Ya sudahlah, kami harus berpindah ke RS lain.
Pikiranku saat itu mulai agak kacau dan aku terus berpikir kenapa aku perlu dokter?
apakah aku tidak bisa melahirkan secara normal jika begini?

Kami pun segera menuju ke Klinik W, bukan apa-apa, hanya klinik ini yang terpikir saat itu.
Klinik ini milik seorang obgyn, daan beliau tinggal di gedung yang sama dengan kliniknya.
Yah jaadilah kami ke sana. Bismillah...
saat itu aku sudah sedikit merasakan adanya kontraksi meski lemah
dan bagaimanapun aku juga tidak tahu rasanya kontraksi itu yang seperti apa.

Tak lama, aku dibawa ke sebuah ruang periksa, dan seperti biasa, dokter dan perawat mengecek cairan yang keluar dari jalan lahirku dan memasukkan jarinya untuk memeriksa adanya pembukaan.
Rasanya sungguh tidak nyaman ketika ada jari yang dimasukkan ke "situ".. ahh.. begini ternyata.
lagi-lagi aku harus mendengar hasil yang sama: "belum ada pembukaan."

'belum ada pembukaan' ini bukan kasus enteng, karena apa?ketubanku sudah pecah.
Itu masalahnya!
Normalnya, jika ingin bayi lahir sehat selamat, tergantung kondisi Ibu juga, jika ketuban sudah pecah, maka bayi selambat-lambatnya harus dilahirkan dalam waktu 8 jam.
Dalam waktu 8 jam itu, air ketuban bisa saja habis atau menjadi keruh dan membahayakan janin di dalamnya.
ya Allah.... bantulah hamba.....
waktu itu dokter mengatakan, "kita tunggu sampai besok pagi jam 6 ya, nanti tiap jam saya cek kontraksinya,detak jantung bayinya, pokoknya kita usahakan normal dulu".
huff... kata-kata dokter itu cukup melegakan...
lalu aku pun disuntik antibiotik malam itu sebelum aku dipindahkan ke kamar pasien
suntikan yang rasanya sungguh "Wow" untuk seorang penakut jarum suntik sepertiku haha....

malam itu kulalui dengan doa yang banyak agar kontraksi lancar dan pembukaan terjadi
sayangnya, cara-cara mempercepat pembukaan dan merangsang kontraksi yang ada di buku Gentle Birth tidak bisa dilakukan karena ketubanku sudah pecah...
aku coba goyang inul, ehh air ketuban makin ngucur..
jalan-jalan apalagi, forbidden... paling banter cuma bisa stimulasi puting.
Alhamdulillah kontraksi mulai datang...dan tiap jam memang jarak antar kontraksi makin dekat.
setengah jam sekali, seperempat jam sekali... tapi tidak terlalu menguat...
setiap kontraksi datang, air ketuban ikut keluar..serrr....
tapi tetap berfikir positif, semoga besok pagi pembukaan itu telah terjadi...


No comments:

Post a Comment