About Me

My photo
I'm just ordinary woman who really loves reading and writing :)

Friday, April 3, 2015

Tentang Kelahiran Buah Hatiku 4

Pagi tiba, artinya ini hari keduaku di RS WK. Pagi ini suami diminta oleh dokter jaga untuk mengambil darah 2 kantong di PMI karena dari uji laboratorium, Hb ku cuma 6 padahal normalnya 8 (atau 10 aku lupa :D). Maka dari itu aku perlu tranfusi darah. Dokter meminta suami untuk mengambil 1 kantong dulu karena RS WK tidak punya alat penyimpanan darahnya, kantong 1 nya diambil siang jika tranfusi pertama sudah selesai. Hari itu, aku ditransfusi darah. Rasanya betul-betul ngeri melihat darah dialirkan ke tubuhku, tidak bisa membayangkan bagaimana orang yang harus cuci darah secara periodik... naudzubillah....

Melahirkan sungguh memberikan aku banyak pengalaman yang mengerikan. Aku ini penakut sekali pada darah dan jarum suntik, sampai pernah aku hampir pingsan lihat darahku sendiri waktu aku terkena pecahan kaca, pernah juga aku sakit thypus dan DB tapi tidak mau dirawat di RS gara-gara takut disuntik dan diinfus! Tapi bagaimanapun aku hindari semua itu dulu, kini aku harus berkompromi.. Baik dengan jarum suntik maupun darah. Jarum-jarum sudah berapa kali saja ditusuk-tusukkan ke tubuh ini.. SubhanAlloh... luar biasa sekali rasanya. Selain harus berani, aku harus lebih banyak bersabar.

Hari kedua, seharusnya pasien operasi sesar sudah bisa duduk sendiri, atau paling tidak sudah bisa belajar duduk. tapi entah kenapa aku miring pun masih kesulitan! ya Alloh, apa aku ini yang terlalu manja dan cengeng atau memang sakit yang aku rasakan ini terlalu berlebihan? Pinggangku sangat kaku dan luka jahitanku terasa sakit. Perutku sakit dan kembung. Perawat pun juga bilang kalau perutku kok besar sekali seperti belum lahiran. Aku memang belum buang gas dari kemarin, aku harus bisa buang gas supaya tidak kembung. Akhirnya disuntik obat biar tidak kembung dan aku bisa buang gas.

Perut kembung mulai hilang, tapi sakit di pinggang belum juga bisa dikompromi. Benar-benar kaku. Padahal pengen banget bisa miring dengan enak, apalagi saat harus 'seka', melepas pakaian jadi sangat sulit. Luka jahitanku juga terasa perih. Huff... aku harus lebih berusaha. Hari itu pun diisi dengan beringsut-ingsut ke kanan dan ke kiri. Seorang perawat yang menyeka tubuhku bercerita, bahwa pernah ada seorang pasien sesar bisa duduk dan berjalan dalam waktu sehari, jadi kemarin operasi, hari ini sudah bisa jalan. Hebat sekali! katanya karena sudah sangat ingin menyusui anaknya. Hmm.. jadi malu banget kalau denger itu. tapi kok kayanya mustahil. Hari ini saja tubuhku masih hancur lebur rasanya. Kalau kata Ibu, mungkin karena waktu operasi aku dalam keadaan lelah, belum tidur, habis merasakaan kontraksi dll, kalau memang dari awal niat mau operasi mungkin keadaanku lebih sehat. Bagaimanapun aku juga ingin sekali segera bertemu anakku... jadilah aku menangis sore itu.

Entah kenapa transfusi darah satu kantung kok lamaa sekali ya? dari jam 07.30 sampai pukul 16.00 kok belum selesai juga? Perawat yang bertugas mengganti infusku pun sampai komplain ke perawat yang memasang kantung darah yang pertama. "Ini terlalu lama! paling lama 4 jam lah.. masa ini sampai sore begini", katanya. Nah lho... bahaya ga tuh? aku juga heran, secara kantung yang kedua sajaa bolehnya diambil nanti kalau sudah mau ganti karena tidak ada tempat penyimpanan di RS sehingga dokternya takut darahnya jadi tidak segar lagi/ basi. Lah ini... ditransfusi sampai hampir 10 jam?? di kantungnya saja darahnya sudaah beku-beku... ya Alloh, semoga aku baik-baik saja.
Transfusi kedua cuma 4 jam sudah selesai, dan itu pun selang infus harus ganti di tangan kiri karena tanganku yang kanan sudah mulai bengkak dan pegal. Usai tranfusi rasanya lega, diganti lagi jadi cairan infus.

Malam itu berlalu tanpa prestasi apa-apa. Masih cuma bisa beringsut kanan-kiri............ aku rindu anakku. Masa, aku melihatnya baru sekali saja waktu baru sajaa dilaahirkan, Itu pun cuma beberapa detik. Ya Alloh, aku nelangsa sekali rasanya hanya bisa melihatnya lewat foto dan video yang dibawakan suamiku. Rasanya ingin segera duduk tapi kok sungguh kaku pinggangku?!

Pagi hari ketiga aku menangis, sesenggukan sampai ditanya oleh perawat. Ibu bilang pada perawaat kalau aku ini nelangsa, masa harus bisa duduk dulu baru boleh lihat bayinya, padahal kan ibunya, lagipula keadaan pasien kan masing-masing. Mungkin ada yang sehari langsung sehat, ada yang dua hari, ada juga yang perlu waktu lama, lalu bagaimana RS bisa menyamakan kondisi semua pasien? apakah seorang ibu tidak boleh melihat bayinya hanya karena belum bisa duduk? hanya mau melihat saja sebentar, tidak harus dibawa di kamar seharian. Alhamdulillah perawat hari itu baik, setelah aku diseka bersih, bayi pun dibawa masuk ke kamar. Hari itu untuk pertama kalinya aku melihat bayiku lagi sejak aku melahirkan. Rasanya sunnguh tidak tergambarkan. Senang, sedih, haru semua jadi satu.

Berkat kunjungan bayiku pagi itu, malamnya aku bisa duduk. Entah kenapa setelah melihatnya, aku jadi semangat sekali untuk bisa duduk. Rasa-rasanya semua sakit yang dari kemarin kurasakan hilang begitu saja. Meski harus dibantu suamiku dengan susah payah, aku bisa duduk. Lalu bu perawat bilang, kalau aku sudah bisa jalan, besok bayinya boleh mulai disusui dan besok juga aku sudah boleh pulang. Semakin semangat saja! Benarlah, pagi itu alhamdulillah aku sudah bisa berdiri dan berjalan.

Bisa berdiri dan berjalan lagi setelah operasi sesar itu jika tidak merasakan sendiri mungkin akan terlihat mudah saja. Tetapi bagi mereka yang merasakan, sungguh itu perjuangan, paling tidak bagiku. Hari itu pun, perawat melepas semua alat-alat dari tubuhku, baik infus maupun kateter.. ahhh... merdeka rasanya. Hari itu juga aku belajar menyusui bayiku, meski harus dengan sedikit perjuangan karenaa dari lahir ia biasa minum botol yang mudah sekali keluar susunya meski tidak dikenyot, harus menghadapi puting yang baru saja keluar kolostrum. Huff... drama menyusui pun terjadi di kamar pasien, hehe... tangis dan jerit bayiku diiringi keringat yang mengalir sebotol-botol dari tubuh Ibu bapaknya, hahaha... tapi berhasil! Hari itu hari yang membahagiakan :-)




No comments:

Post a Comment