About Me

My photo
I'm just ordinary woman who really loves reading and writing :)

Monday, February 25, 2013

Apakah Dunia ini Hanya Simulasi? (Ketiadaan Waktu dan Realitas Takdir Bag 1)


Ini adalah hasil pemikiran atau pemahamanku setelah membaca hampir setengah buku karya Harun Yahya yang berjudul "Ketiadaan Waktu dan Realitas Takdir"...
Buku ini mengungkapkan penyangkalan Teori kaum Materiali dengan Materialisme mereka yang mendustakan adanya Tuhan. 
Kaum ini menyangkal adanya penciptaan, dan menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada di bumi ini sudah ada sejak dulu (ada dengan sendirinya) tanpa campur tangan pencipta.
Bahwa segala benda dan makhluk hidup di dunia ini adalah materi-materi yang muncul akibat adanya dentuman yang besar dari sesuatu yang ber volume nol (Teori Big Bang).
Bagi Harun Yahya, teori materialisme sangat tidak masuk akal. Bagimana pun, segala sesuatu yang ada di alam semesta ini terlalu teratur untuk disebut sebagai kebetulan.
Pastilah ada suatu kekuatan yang sangat cerdas yang mengelola dan menciptakannya.
taruhlah teori big bang benar, bahwa alam semesta muncul akibat dentuman besar, secara logika, suatu dentuman akan mengakibatkan sesuatu menjadi hancur, bukan malah menciptakan keteraturan.
Alam Semesta ini sangat teratur, jarak antar planet, keadaan atmosfer bumi, zat-zat dan kadar gas dalam bumi memiliki tingkat keteraturan tertentu dan kadar tertentu yang sangat rumit dan teliti sehingga memungkinkan makhluk dapat hidup dan tumbuh di dalamnya, bahkan kadar air hujan pun yang turun di bumi telah ada ukuran yang pas, apabila ia berkurang sedikit saja atau terlalu banyak sedikit saja, akan menyebabkan ketidakseimbangan, dan menjadikan bumi tidak mungkin dihuni oleh makhluk hidup.
Bukan hal itu saja, lihat tubuh manusia, yang di dalamnya terdapat banyak sekali sel, tulang, otot, darah dan berbagai alat-alat vital seperti jantung, ginjal, paru-paru, dan otak yang memiliki cara kerja super rumit dan teliti yang masing-masing memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, yang bergerak super cepat bahkan seperseribu detik sekali bergerak, yang manusia bahkan tak menyadari mereka terus bekerja tanpa kendali sadar manusia. 
Bukankah tidak pernah sedetik pun kita lupa bernafas? atau jantung kita berhenti berdetak? bahkan untuk gerakan tersenyum pun ada 17 otot berbeda yang bergerak bersamaan dan tanpa ada yang terlambat sedetik pun!
SubhanAllah, Allahu Akbar! Tidak mungkin semua terjadi secara kebetulan tanpa campur tangan Pencipta!
Perhatikanlah Otak kita, di mana segala informasi kita dapatkan darinya.
Kita melihat dengan mata, tetapi apakah mata yang memberi informasi? tidak! yang menyampaikan informasi mengenai apa yang kita lihat adalah otak, bahkan yang menagkap cahaya adalah bagian belakang mata yang sebenarnya tak ada cahaya sedikitpun yang mampir ke sana, di ruang gelap dan tidak bersentuhan dengan dunia luar inilah segala informasi kita dapatkan dan menurut Harun Yahya, menciptakan persepsi bagi kita.
Sesungguhnya bisa saja semua yang kita lihat, seperti buku yang sedang kita baca, kursi yang kita duduki, atau benda apapun yang tertangkap pandangan kita saat ini sebenarnya hanyalah persepsi yang diciptakan oleh otak kita (atas izin Allah).  
Mungkin saja sesungguhnya materi itu tidak ada, kalau saya terjemahkan mungkin bumi dan seluruh isinya ini hanyalah sebuah ruang hampa sebagai tempat simulasi.
coba cek video berikut:



Di Video ini, Alice, dikurung dalam sebuah tempat atau ruangan yang diciptkan menyerupai sebuah kota, yaitu Tokyo, saat sebuah alat simulasi dinyalakan, maka ilusi-ilusi dciptakan oleh alat tersebut, berupa manusia yang berjalan di tengah kota, bahkan hujannya pun nyata, di sana ia harus melawan mayat hidup-mayat hidup yang sesungguhnya hanya ilusi tetapi sangat nyata!
Harun Yahya mempertimbangkan kemungkinan bahwa Dunia dan Alam Semesta ini seperti sebuah simulasi yang dirancang oleh Allah SWT bagi tiap manusia. Maka alangkah bodohnya kita jika kita mengumpulkan banyak harta, bersenang-senang dengan segala hal yang sebenarnya tidak ada atau semu. 

No comments:

Post a Comment